Secarasingkat terdapat perbedaan antara ciri-ciri novel angkatan 20 dan 30 an dengan ciri-ciri novel remaja sekarang ini, yaitu: Pada novel angkatan 20 dan 30-an tema yang diangkat cenderung tentang masalah adat, kawin paksa serta kritikan pada adat tempo dulu. Sedangkan pada novel remaja memiliki tema pertemanan, persahabatan, dan percintaan.
Teman kita, Andika Mahesa mengirim pertanyaan baru di adalah Apa bedany novel angkatan 20-30an sama novel masa kiniSetiap novel memiliki karakteristik atau ciri tersendiri. Karakteristik novel dapat diketahui dari gaya kepenulisan pengarang dan “suara zaman”. Karakteristik gaya kepenulisan pengarang dapat diketahui dari gaya bahasa yang digunakan novel Angkatan 20-an Balai Pustaka, Angkatan 30-an Pujangga Baru, dan novel-novel modern. Novel Angkatan 20-an seperti Sitti Nurbaya masih menyisipkanPEMBAHASAN & JAWABANSilahkan baca pembahasan dan jawaban atas pertanyaan Apa bedany novel angkatan 20-30an sama novel masa kini di bawah yang belum terjawab akan segera mendapatkan ulasan dan pembahasan dari pengunjung lainnya, atau dari Kelas juga bisa berpartisipasi memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan "Apa bedany novel angkatan 20-30an sama novel masa kini" takut berbagi meskipun itu masih kurang benar. Di kita saling belajar dan memberikan masukan secara turut memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan Apa bedany novel angkatan 20-30an sama novel masa kini, kamu telah ikut membantu Andika Mahesa mendapatkan jawaban yang dibutuhkannya.
Ciriciri dan Karakeristik Novel Angkatan 20-30an Ciri novel angkatan 20 antara lain sebagai berikut. a. Bertema adat kawin paksa. b. Unsur-unsur kedaerahan masih menonjol c. Dipengaruhi oleh pola fikir dan adat dalam masyarakat. d. Nama-nama pelaku umumnya masih nama asli/daerah. e. Bersifat statis, dan monoton
14 Nov, 2010 Ciri-ciri Novel Angkatan 20/30-an- Ciri-cirinyaa. Tema berkisar masalah adat dan kawin paksa b. Isinya kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal perkawinan. c. Tokoh-tokohnya diceritakan sejak muda hingga meninggal dunia d. Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan barat dan timur e. Pleonasme menggunakan kata-kata yang berlebihan f. Bahasa terkesan kaku dan statis g. Bahasanya sangat santun h. Para penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau Sumatera Sinopsis beberapa novel Angkatan 20/30-an Novel Salah Asuhan Novel Layar Terkembang Novel Dian yang Tak Kunjung Padam Novel Sitti Nurbaya Novel Azab dan Sengsara
Pengertiannovel menurut Drs. Rostamaji, M.Pd dan Agus Priantoro, S.Pd adalah sebuah karya sastra yang memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berkaitan karena berpengaruh dalam sebuah karya sastra. Ciri-Ciri Novel Angkatan 20 dan 30-an. Mempunyai tema masalah adat serta kawin paksa. Umumnya berisi
Pengertian Novel, Karakteristik, Ciri dan Contoh Novel Angkatan 20-30an - Berikut ini adalah Artikel yang menjelaskan tentang Adat, Novel Angkatan 20 – 30-an, Contoh Novel Angkatan 20-30an, Karakteristik Novel Angkatan 20-30an, Ciri Novel Angkatan 20-30an, novel "Azab dan Sengsara". Novel-novel di Indonesia sudah terbit sejak tahun 20 – 30-an, tepatnya tahun 1920, yaitu diawali dengan munculnya novel "Azab dan Sengsara" karya Merari Siregar. Setelah kurun waktu tersebut, novel-novel pasti memiliki ciri dan nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam karya sastra. Mengidentifikasi Kebiasaan, Adat, dan Etika dalam Novel Angkatan 20 – 30-an Perlu kalian ketahui, sastra Indonesia memiliki periode sastra, yakni Periode 1920 - 1933 Angkatan Balai Pustaka Periode 1933 - 1942 Angkatan Pujangga Baru Periode 1942 - 1953 Angkatan '45 Periode 1957 - 1961 Periode 1961 - 1975 Periode 1975 - 1980-an cerita rekaan mutakhir Hasil karya sastra merupakan cermin zamannya. Sastra yang diciptakan pada masa sekarang tentu sangat berbeda dengan karya sastra yang diciptakan pada tahun 20-an atau 30-an. Tahun 20-an atau 30-an merupakan masa penjajahan sehingga karya sastra yang dihasilkan menggambarkan kehidupan pada masa penjajahan dengan liku-likunya. Kebiasaan, adat, dan etika yang dilukiskan pun merupakan pelukisan pada masa itu. Dengan demikian kebiasaan, adat, etika, dan pola pikir tokoh-tokohnya tentu berbeda dengan novel yang diciptakan pada sekarang. Pengertian dan Macam-macam Metode Pidato Terlengkap Namun demikian tentu saja masih banyak juga adat, kebiasaan, etika dan pola pikir masa itu yang masih relevan dengan situasi sekarang. Dengan mendalami kebiasaan, adat, etika, dan pola pikir yang terdapat dalam novel 20- atau 30-an kemudian membandingkan dengan situasi sekarang, kita dapat melihat bagaimana perkembangannya sampai sekarang ini. Hal ini penting dipelajari agar kita mampu mempertahankan nilai-nilai yang baik dan relevan dengan sekarang dan menghindari atau menjauhi kebiasaan, adat, etika, dan pola pikir yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat kita, baik nilai moral, sosial, maupun nilai agama. Itu sebabnya kompetensi dasar ini penting untuk kamu kuasai dengan baik. Pada Materi ini kalian akan mempelajari tentang kebiasaan, adat, dan etika dalam novel Angkatan 20 – 30-an. Seperti yang telah kalian ketahui bahwa setiap periode sastra ditulis berdasarkan latar belakang tradisi yang terdapat pada masa itu. Berikut ini ciri-ciri kebiasaan, adat, dan etika dalam novel Angkatan 20 – 30-an. Problem yang dibahas adalah problem adat, misalnya perkawinan, perceraian, perebutan warisan, dan sebagainya. Pertentangan antara kaum tua mewakili adat lama dengan kaum muda yang terpelajar mewakili adat kaum muda. Tema pendidikan sangat menonjol, bahkan pengarang cenderung menggurui pembaca. Cerita berlatar belakang kedaerahan didominasi oleh daerah Sumatra. Tema cerita bersifat romantik. Adat dan Kebiasaan dalam Novel Angkatan 20-30an Setiap zaman mempunyai adat dan kebiasaannya masing-masing, misalnya dalam cara berpakaian, makan, bertamu, upacara pernikahan, syukuran kelahiran anak, dan sebagainya. Kebiasaan satu masyarakat dapat diketahui dari karya-karya yang diciptakan pada masyarakat itu. Sebagai contoh, perhatikan cuplikan berikut. Berkali-kali ia bangun dari tidurnya. Lalu, memasang lampu listrik dan menulis surat panjang kepada Corrie. Tapi, dirinya semakin khawatir saja. Maka, dengan tidak berpikir panjang, dibukanyalah lemari pakaiannya. Lalu, diisinya sebuah koper kulit dengan pakaian dan pelbagai barang yang berguna bagi perjalanannya. Hanafi akan berangkat ke tidak dibacanya lagi, surat itu dibungkusnya, diletakkannya di atas meja beranda muka. Jika ia otak tenang di hati, kemudian dapat pula membaca suratnya itu niscahaya Hanafi akan heran, bagaimanakah keadaan otaknya masa itu. Karena surat amat kacau isinya dan tidak berkentuan ujung pangkalnya.Salah Asuhan, Abdul Muis, 1928 Terdapat beberapa alat teknologi yang dinyatakan dalam cuplikan di atas, yakni lampu listrik, surat, lemari pakaian, dan koper kulit. Dengan demikian, berdasarkan cerita itu, alat-alat seperti lampu listrik dan lemari pakaian sudah dikenal pada tahun 1920-1930an. Hanya saja bentuknya yang mungkin berbeda. Dari sebuah cerita, kita pun dapat mengenal adat dan kebiasaan satu masyarakat. Seperti tampak dalam cerita tersebut, yaitu Pakaian disimpan dalam lemari Bila bepergian jauh membawa koper kulit Pengertian Sastra, Ciri-Ciri Sastra, dan Fungsi Sastra Karakteristik Novel Angkatan 20-30an Karya-karya sastra yang lahir pada periode 1920-1930an sering disebut sebagai karya sastra Angkatan Dua Puluhan atau Angkatan Balai Pustaka. Disebut Angkatan Dua Puluhan sebab novel yang pertama kali terbit adalah pada tahun 1920, yakni novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar. Disebut juga Angkatan Balai Pustaka area karya-karyanya banyak yang diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka. Peran Balai Pustaka dalam menghidupkan dan memajukan perkembangan sastra Indonesia memang sangat besar. Penerbitan pertamanya adalah buku novel Azab dan Sengsara dan kemudian berpuluh-puluh novel lain diterbitkan pula termasuk buku-buku sastra daerah. Selain disebut Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Dua Puluhan disebut juga Angkatan Siti Nurbaya karena novel yang paling laris dan digemari masyarakat pada masa itu adalah novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Novel-novel yang lahir pada periode tersebut memiliki persamaan-persamaan umum, yakni banyak yang bertemakan masalah adat dan kawin paksa. Novel-novel tersebut juga banyak yang berlatar daerah Minangkabau. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh latar belakang pengarangnya mayoritas berasal dari daerah Sumatera Barat. Ciri lainnya dapat dilihat pada cuplikan berikut. Pada malam itulah Hanafi baru dapat “menguak” utangnya kepada ibunya, yaitu utang yang kira-kira belum akan langsung terbayar, meskipun ia memperbuat mahligai tinggi bagi ibunya. Hanafi mengakulah sekarang bahwa ibunya bukan orang bodoh, oleh karena itulah timbullah sebab adab dan cinta kepada orang itu. Sebab selamanya itu, ibunya hanya memperturutkan saja segala kehendaknya dengan tidak melakukan kekerasan sekali juga. Salah Asuhan, Abdul Muis, 1928 Novel tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1928. Dari bahasanya saja tampak bahwa novel tersebut merupakan karya tempo dulu. Banyak kata dan kalimat yang tidak dipahami. Walaupun sama-sama menyatakan hubungan penyebaban, maksud dari kalimat-kalimat itu susah dicerna.
NovelAngkatan 20an dan 30an I. JUDUL NOVEL ANGKATAN 20-AN. Ciri-ciri karya 20-an (Angkatan Balai Pustaka) 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll. Salah Asuhan(novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972) 2. Pertemuan DJodoh (novel, 1933) 3. Surapati
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 070310 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8130eb2a3a1c99 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Sunday January 7, 2018 Bahasa Indonesia. Pengertian Novel, Karakteristik, Ciri dan Contoh Novel Angkatan 20-30an - Berikut ini adalah Artikel yang menjelaskan tentang Adat, Novel Angkatan 20 - 30-an, Contoh Novel Angkatan 20-30an, Karakteristik Novel Angkatan 20-30an, Ciri Novel Angkatan 20-30an, novel "Azab dan Sengsara".
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 070313 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8130f989651c87 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Pengertiannovel Novel adalah cerita yang mengisahkan konflik pelaku sehingga terjadi perubahan nasib tokoh. . Istilah novel dari bahasa Inggris novel little,yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjang cakupannya,menceritakan manusia,baik perbuatan lahin maupun perbuatan batinnya.
MAKALAH NOVEL ANGKATAN 20-30 an KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang NOVEL ANGKATAN 20-30an. Adapun makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………. i DAFTAR ISI………………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang…………….…………………………….. 1 Rumusan Masalah……….………………………………. 1 Tujuan …………….…………………………………….. 1 Metode………………………….……………………….. 1 BAB II PEMBAHASAN MATERI Judul-Judul Pengarang Novel Angkatan 20-30an……….. 2 Sinopsis Sengsara membawa Nikmat…. …………….….. 10 Kebiasaan, Adat Dan Etika Novel Sengsara Membawa Nikmat …………….…………………..…….. 12 Kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat” dengan kehidupan sekarang ….……..…………….. 12 BAB III PENUTUP Kesimpulan……………………………………………… 13 Saran………………………………………………….… 13 DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………. 14 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Karya sastra yang lahir pada periode 1920-1930 sering disebut sebagai karya sastra angkatan 20an atau angkatan balai pustaka disebut angkatan 20an karena novel yang pertama kali terbit adalah pada 1920, yakni novel azah dan sengsara karya mereta Siregar. Karya yang lahir pada periode itu disebut pula angkatan balai pustaka. Karya yang lahir sekitar 30an pada umumnya berbeda dengan karya sastra angkatan sebelumnya. Karya-karya pada periode ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis dan tidak lagi mempersoalkan tradisi sebagai tema sentralnya. Rumusan Masalah 1. Apa judul-judul pengarang novel angkatan 20-30an? 2. Bagaimana ringkasan cerita novel? 3. Apa kebiasaan, adat dan etika novel tersebut? 4. Apa kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel tersebut dengan kehidupan sekarang? Tujuan 1. Untuk mengetahui judul-judul pengarang novel angkatan 20-30an. 2. Untuk mengetahui ringkasan cerita novel. 3. Untuk mengetahui kebiasaan, adat dan etika novel tersebut. 4. Untuk mengetahui kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel tersebut dengan kehidupan sekarang. Metode Metode yang kami gunakan dalam membuat makalah ini 1. Metode diskusi Kami selalu mendiskusikan dengan teman kelompok kami. 2. Metode pustaka Kami menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan. 3. Metode internet Dalam membuat makalah ini kami menggunakan media internet. BAB II PEMBAHASAN Judul-Judul Pengarang Novel Angkatan 20-30an Ciri-ciri karya 20-an Angkatan Balai Pustaka 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll. 2. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan 3. Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama 4. Puisinya berupa syair dan pantun 5. Isi karya sastranya bersifat didaktis 6. Alirannya bercorak romantik NAMA PENULIS JUDUL KARYA ABDUL MUIS 1. Salah Asuhannovel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972 2. Pertemuan DJodoh novel, 1933 3. Surapati novel, 1950 4. Robert Anak Surapatinovel, 1953 MARAH RUSLI 1. Siti Nurbaya. Jakarta Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. 2. La Hami. Jakarta Balai Pustaka. 1924. 3. Anak dan Kemenakan. Jakarta Balai Pustaka. 1956. 4. Memang Jodoh naskah roman dan otobiografis 5. Tesna Zahera naskah Roman 6. Gadis yang Malang novel Charles Dickens, 1922. 7. Muhammad Yamin 8. Tanah Air 1922 9. Indonesia, Tumpah Darahku 1928 10. Kalau Dewi Tara Sudah Berkata 11. Ken Arok dan Ken Dedes 1934 TULIS SUTAN SATI 1. Tak Disangka 1923 2. Sengsara Membawa Nikmat 1928 3. Syair Rosina 1933 4. Tjerita Si Umbut Muda 1935 5. Tidak Membalas Guna 6. Memutuskan Pertalian 1978 7. Sabai nan Aluih cerita Minangkabau lama 1954 8. Tak Membalas Guna 1932 SUMAN HASIBUAN 1. “Pertjobaan Setia” 1940 2.“ Mentjari Pentjuri Anak Perawan” 1957 3. “Kasih Ta’ Terlarai” 1961 4. Kawan Bergelut” kumpulan cerpen 5. “Tebusan Darah“ HAJI ABDUL MALIK KARIM 1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2. Si Sabariah. 1928 3. Pembela Islam Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq,1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam 1929. 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam 1929. 6. Kepentingan melakukan tabligh 1929. 7. Hikmat Isra’ dan Mikraj. 8. Arkanul Islam 1932 di Makassar. 9. Laila Majnun 1932 Balai Pustaka. 10. Majallah Tentera’ 4 nomor 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi 9 nomor 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu Salinan Al-Manfaluthi 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka’bah 1936 Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. 14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1937, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 16. Merantau ke Deli 1940, Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi. 17. Margaretta Gauthier terjemahan 1940. Direktur 1939. 19. Dijemput mamaknya,1939. 20. Keadilan Ilahy 1939. 21. Tashawwuf Modern 1939. 22. Falsafah Hidup 1939. 23 Lembaga Hidup 1940. 24. Lembaga Budi 1940. 25. Majallah SEMANGAT ISLAM’ Zaman Jepun 1943. 26. Majallah MENARA’ Terbit di Padang Panjang, sesudah revolusi 1946. 27. Negara Islam 1946. 28. Islam dan Demokrasi,1946. 29. Revolusi Pikiran,1946. 30. Revolusi Agama,1946. 31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946. 32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946. 33. Didalam Lembah cita-cita,1946. 34. Sesudah naskah Renville,1947. 35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947. 36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar. 37. Ayahku,1950 di Jakarta. 38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950. 39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950. 40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950. 41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950. 42. Kenangan-kenangan hidup 2. 43. Kenangan-kenangan hidup 3. 44. Kenangan-kenangan hidup 4. 45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950. 46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2. 47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3. 48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4. 49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950. 50. Pribadi,1950. 51. Agama dan perempuan,1939. 52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang. 53. 1001 Soal Hidup Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950. 54. Pelajaran Agama Islam,1956. 55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952. 56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1. 57. Empat bulan di Amerika Jilid 2. 58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia Pidato di Kairo 1958, utk Doktor Honoris Causa. 59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM. 60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta. 61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta. 62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang. 63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970. 64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang. 65. Ekspansi Ideologi Alghazwul Fikri, 1963, Bulan Bintang. 66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968. 67. Falsafah Ideologi Islam 1950sekembali dr Mekkah. 68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 sekembali dr Mekkah. 69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam Kuliah umum di Universiti Keristan 1970. 70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat. 71. Himpunan Khutbah-khutbah. 72. Urat Tunggang Pancasila. 73. Doa-doa Rasulullah 74. Sejarah Islam di Sumatera. 75. Bohong di Dunia. 76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang. 77. Pandangan Hidup Muslim,1960. 78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973. 79. [Tafsir Al-Azhar][1] Juzu’ 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara oleh Sukarno. MERARI SIREGAR dan Sengsara 1920 kerna Gadis Priangan 1931 dan Hawa Nafsu Djamaluddin Adinegoro 1. Darah Muda 1927 2. Asmara Jaya 1928 Abas Soetan Pamoentjak 1. Pertemuan 1927 Aman Datuk Madjoindo 1. Menebus Dosa 1932 2. Si Cebol Rindukan Bulan 1934 3. Sampaikan Salamku Kepadanya 1935 NUR SUTAN ISKANDAR 1. Apa Dayaku karena Aku Perempuan Jakarta Balai Pustaka, 1923 2. Cinta yang Membawa Maut Jakarta Balai Pustaka, 1926 3. Salah Pilih Jakarta Balai Pustaka, 1928 4. Abu Nawas Jakarta Balai Pustaka, 1929 5. Karena Mentua Jakarta Balai Pustaka, 1932 6. Tuba Dibalas dengan Susu Jakarta Balai Pustaka, 1933 7. Dewi Rimba Jakarta Balai Pustaka, 1935 8. Hulubalang Raja Jakarta Balai Pustaka, 1934 9. Katak Hendak Jadi Lembu Jakarta Balai Pustaka, 1935 10. Neraka Dunia Jakarta Balai Pustaka, 1937 11. Cinta dan Kewajiban Jakarta Balai Pustaka, 1941 12. Jangir Bali Jakarta Balai Pustaka, 1942 13. Cinta Tanah Air Jakarta Balai Pustaka, 1944 14. Cobaan Turun ke Desa Jakarta Balai Pustaka, 1946 15. Mutiara Jakarta Balai Pustaka, 1946 16. Pengalaman Masa Kecil Jakarta Balai Pustaka, 1949 17. Ujian Masa Jakarta JB Wolters, 1952, cetakan ulang 18. Megah Cerah Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas II Jakarta JB Wolters, 1952 19. Megah Cerah Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas III Jakarta JB Wolters, 1952 20. Peribahasa Karya bersama dengan K. Sutan Pamuncak dan Aman Datuk Majoindo. Jakarta JB Wolters, 1946 21. Sesalam Kawin ADI NEGORO 1. Darah Muda. Batavia Centrum Balai Pustaka. 1931 2. Asmara Jaya. Batavia Centrum Balai Pustaka. 1932. 3. Melawat ke Barat. Jakarta Balai Pustaka. 1950. II. JUDUL NOVEL KARYA ANGKATAN 30-AN Ciri-ciri Angkatan 30-an Pujangga Baru 1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita 2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa 3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa 4. Puisinya bukan pantun lagi, muncul bentuk soneta dari Barat 5. Isinya masih mirip dengan Angkatan 20-an tendensius dan didaktis 6. Masih bercorak romantik NAMA PENULIS JUDUL KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA 1. Dian Tak Kunjung Padam1932 2. Tebaran Mega - kumpulan sajak 1935 3. Layar Terkembang 1936 4. Anak Perawan di Sarang Penyamun 1940 HAMKA 1. Di Bawah Lindungan Ka'bah1938 2. Tenggelamnya Kapal van der Wijck 1939 3. Tuan Direktur 1950 4. Didalam Lembah Kehidoepan1940 ARJJIMIN PANE 1. Belenggu 1940 2. Jiwa Berjiwa 3. Gamelan Djiwa - kumpulan sajak 1960 4. Djinak-djinak Merpati - sandiwara 1950 5. Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen 1953 SANUSI PANE 1. Pancaran Cinta 1926 2. Puspa Mega 1927 3. Madah Kelana 1931 4. Sandhyakala Ning Majapahit1933 5. Kertajaya 1932 6. Tengku Amir Hamzah 7. Nyanyi Sunyi 1937 8. Begawat Gita 1933 9. Setanggi Timur 1939 TENGKU AMIR HAMZAH 1. Nyanyi Sunyi 1937 2. Begawat Gita 1933 3. Setanggi Timur 1939 KARIM HALIM 1. PALAWIJA 1944 SAID DAENG MUNTU 1. Pembalasan 2. Karena Kerendahan Boedi 1941 RUSTAM EFENDI 1. Bebasari toneel dalam 3 pertundjukan 2. Pertjikan Permenungan SARIAMIN ISMAIL 1. Kalau Tak Untung 1933 2. Pengaruh Keadaan 1937 FATIMAH HASAN DELAISE 1. Kehilangan Mestika 1935 TATENGKENG 1. Rindoe Dendam 1934 ANAK AGUNG PANJI TISNA I. Ni Rawit Ceti Penjual Orang 1935 II. Sukreni Gadis Bali1936I Swasta Setahun di Bedahulu 1938 Sinopsis Sengsara membawa Nikmat Penulis Tulis ST Sati Penerbit Balai Pustaka Tahun Pertama Terbit 1929 Jumlah Halaman 192 Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik Indonesia yang sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar kaca dan menjadi tontonan wajib di masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan cinta yang dibalut intrik-intrik. Tokoh utama novel Sengsara membawa Nikmat ini adalah seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia seorang yang santun, berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. Karena sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia merupakan keponakan orang terpandang di Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas disayangi banyak orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin. Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun adalah rasa dengki dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak terseret arus sungai, karena Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan menyelamatkan isteri Kacak. Namun, bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun hendak memperkosa isterinya. Kacak melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai akibatnya, Midun dihukum untuk melakukan pekerjaan tanpa digaji. Ia melakukan hukuman tersebut di bawah pengawasan Kacak. Tidak berhenti sampai di situ, Kacak masih gerah melihat Midun masih berkeliaran di desa mereka. Ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh Midun. Usaha tersebut selalu gagal tetapi Kacak masih bisa memfitnah Midun sehingga pada akhirnya ia dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara Midun menjadi seorang yang disegani sebab ia memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri. Dalam menjalani masa tahanannya, Midun suatu hari bertugas menyapu jalanan. Secara tidak sengaja ia melihat seorang gadis cantik yang duduk termenung sendiri. Setelah gadis itu pergi, Midun bermaksud menyapu di tempat gadis tersebut tadi duduk. Ia kaget dan mendapati sebuah kalung yang tercecer milik gadis tersebut. Akhirnya setelah mengembalikan kalung tersebut, ia bisa berkenalan dengan gadis yang ternyata bernama Halimah tersebut. Halimah hidup bersama dengan ayah tirinya. Ia merasa tidak bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di Bogor. Midun berjanji setelah menjalani masa hukumannya, ia akan membantu Halimah mencari ayahnya di Bogor. Singkat cerita, Midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa Halimah lari ke Bogor mencari ayahnya. Setelah menemukan ayah Halimah, Midun menetap di rumah tersebut selama 2 bulan. Dia merasa tak enak dan kemudian memutuskan berangkat ke Batavia mencari pekerjaan. Saat di Batavia, Midun mendapat banyak sekali cobaan dan rintangan. Ia meminjam uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses. Si renternir menjadi iri dan memfitnah Midun. Akhirnya, ia masuk ke penjara sekali lagi. Setelah bebas, ia berjalan ke pasar baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo Belanda yang diganggu penjahat. Sinyo Belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat terkenal. Sebagai rasa terimakasih, Midun diberi pekerjaan dan akhirnya ia ke Bogor menikahi Halimah. Seiring perjalanan waktu, karir Midun menanjak dan dipercaya memimpin sebuah operasi di Medan. Hal tersebut mempertemukannya dengan sang adik bernama Manjau. Manjau bercerita bahwa keadaan keluarganya sangat menyedihkan. Akhirnya sekembali ke Batavia, Midun meminta agar ditugaskan di kampung halamannya. Ia akhirnya kembali ke sana dan bertemu dengan keluarganya juga Kacak. Kacak sangat menyesali perbuatannya dulu pada Midun. Dan pada akhirnya, mereka hidup bahagia di kampung halamannya. Sinopsis novel Sengsara Membawa Nikmat ini disusun agar Anda bisa mengetahui cerita dalam karya yang satu ini secara umum. Jika ingin mengetahui detil cerita, Anda bisa membaca novelnya langsung. Kabarnya novel ini merupakan karya Tulis Sutan Sati yang paling baik di antara karya sastra hasil pikirannya yang lain. Kebiasaan, Adat Dan Etika Novel Sengsara Membawa Nikmat Kalau kita cermati novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sultan Sakti memberikan gambaran masyarakat Sumatra yang sangat menjunjung tinggi agama terutama Islam. Mengenai warisan harta benda yang ditinggalkan oleh yang meninggal menjadi hak/ diambil alih oleh keluarga asal bukan kelarga setelah menikah. Kehidupan bergotong royong. Aturan adat sangat ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya berat. kaitan kebiasaan, adat, dan etika novel “Sengsara Membawa Nikmat”dengan kehidupan sekarang. Karena adanya nilai-nilai dan kehidupan sekarang karena adanya nilai-nilai dan pesan moral yang tergantung dalam cerita isi novel tetap relevan sesuai dengan kehidupan masa kini. Bahkan, kita dapat belajar banyak tentang kearifan dan keluhuran budi melalui pengalaman para tokoh. Melalui tokoh Sutan Sati dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat, misalnya kita dapat belajar, bahwa dulu mengahadapi persoalan-persoalan yang rumit dengan cara gotong royong dan dikehidupan sekarangpun kita selalu bergotong royong dalam menghadapi kegiatan/ persoalan apapun. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut Sastra merupakan salah satu seni kreatif yang dibuat untuk memenuhi batiniah dengan unsur keindahan yang ada di dalamnya. Unsur keindahan sastra itu sendiri terletak dalam ungkapan bahasa yang menyenangkan. Sehingga mnimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, jengkel dan menyegarkan perasaan dan menarik perhatian pembaca. Sastra tersebut dapat memberikan pengetahuan pengalaman, pandangan, atau pengertian yang berkaitan dengan nilai kehidupan. Sastra dalam bentuk novel biasanya yang mengandung hal-hal yang bermanfaatbagi manusia dan kehidupanya. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif ini yang objeknya adalah manusia dan kehidupanya. Dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif bagi manusia dan kehidupannya, makasastra merupakan suatu media untuk menyampaikan serta menampung ide teori atau sistem berpikir sehingga sastra menjadi wadah dalam menampilkan ide. Saran-Saran Dari seluruh pembahasan di atas kami harapkan semoga para pembaca dapat mengetahui tentang novel angkatan 20-30an dan mengetahui kebiasaan, adat dan etika novel angkatan 20-30an, serta dapat menjadikan karya terdahulu sebagai bahan acuan untuk kita berkarya untuk menambah referensi karya sastra di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Sawali, Sunaryo. Dkk. 2005. Bahasa Dan Sastra Indonesia, Yogyakarta PT. Macanan Jaya Cemerlang. Asep Yudha Wirajaya. Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indeonesia, Jakarta Pusat Perbukuan.
Ciri- Ciri Novel Angkatan 20 dan 30-an Mengaplikasikan tema mengenai masalah adat dan kawin paksa. Biasanya mengandung unsur kritikan terhadap adat zaman dahulu. Tokoh didalam novel diceritakan dari muda hingga meninggal dunia. Bahasa yang digunakan santun, kaku dan statis..
06 Mar, 2013 Novel merupakan cerita yang mengisahkan konflik pelaku sehingga terjadi perubahan nasib tokoh. Unsur intrinsik novel sama dengan unsur intrinsik cerpen. Perbedaan terletak pada alur yang kompleks pada novel. Setiap novel memiliki karakteristik atau ciri tersendiri. Novel Angkatan 20-an memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Isi novel menggambarkan pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda. 2. Isi novel menampilkan persoalan kawin paksa. 3. Isi novel menggambarkan jiwa kebangsaan yang belum maju. 4. Gaya bahasa dalam novel lebih sering menggunakan syair, pantun, dan pepatah. Novel Angkatan 30-an memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Pengarang lebih bebas menentukan nasib karya sastranya sendiri. 2. Isi novel menampilkan persoalan yang dihadapi masyarakat kota. 3. Novel Angkatan 30-an menggambarkan cara menggunakan kebebasan dan fungsi kebebasan 4. Novel Angkatan 30-an tidak menggunakan pepatah, bahasa dalam novel lebih sering menggunakan ungkapan. Novel-novel modern memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Gaya bahasa lebih lugas. 2. Alur yang digunakan umumnya alur campuran. 3. Amanat tidak secara langsung disampaikan oleh pengarang. 4. Tema yang digunakan lebih luas.
KarakteristikNovel Angkatan 20-30an Karya-karya sastra yang lahir pada periode 1920-1930an sering disebut sebagai karya sastra Angkatan Dua Puluhan atau Angkatan Balai Pustaka. Disebut Angkatan Dua Puluhan sebab novel yang pertama kali terbit adalah pada tahun 1920, yakni novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar.
mgEp2. ylms8jahrz.pages.dev/135ylms8jahrz.pages.dev/383ylms8jahrz.pages.dev/402ylms8jahrz.pages.dev/39ylms8jahrz.pages.dev/106ylms8jahrz.pages.dev/35ylms8jahrz.pages.dev/50ylms8jahrz.pages.dev/413
pengertian novel angkatan 20 30an